Pelantikan dilakukan oleh Marianus D. Humau, Presidium Pendidikan dan Kaderisasi Pengurus Pusat PMKRI Periode 2024/2026, yang turut menyematkan gordon dan baret kepada Margareta, disaksikan berbagai pihak, termasuk Pastor Moderator dan Ketua Forkoma PMKRI Manggarai.
Ketua Presidium baru, Margareta Kartika, menjadi sorotan utama karena mencatatkan sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin PMKRI Cabang Ruteng dalam perjalanan 55 tahun organisasi tersebut.
Dalam sambutannya, Margareta menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan dan menyebut momen ini sebagai tonggak penting, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi sejarah PMKRI Ruteng. Ia berharap pelantikannya dapat memotivasi perempuan lain untuk berani tampil sebagai pemimpin.
"Saya berharap terpilihnya saya sebagai Ketua Presidium bisa menjadi inspirasi bagi para srikandi lainnya untuk memiliki semangat dan keberanian menjadi pemimpin," ujarnya.
Margareta juga menegaskan komitmen PMKRI Ruteng untuk mendukung Kongres dan MPA 2026. Selain itu, ia menyoroti sejumlah isu sosial yang menjadi perhatian organisasi, seperti kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, KDRT akibat utang rentenir, serta krisis air di Ruteng.
"Kekerasan seksual, KDRT, dan krisis air bukan sekadar isu lokal, tetapi masalah serius yang membutuhkan perhatian lintas sektor, termasuk dari pemerintah, gereja, dan lembaga pendidikan," tegasnya.
Margareta menutup sambutannya dengan menegaskan bahwa PMKRI Ruteng akan tetap menjadi organisasi gerakan yang berpihak pada kebenaran dan keadilan. Ia juga menyatakan bahwa PMKRI tidak akan berkompromi dengan pihak mana pun yang berpotensi menggoyahkan visi dan misi organisasi.
Oskarianus Yondri Saputra Ngajang, Ketua Presidium Demisioner, mengapresiasi kinerja seluruh pengurus selama masa jabatannya dan berpesan agar kepengurusan baru tetap kompak menghadapi tantangan, terutama dalam menyukseskan Kongres 2026.
Sementara Marianus D. Humau, menyampaikan apresiasi kepada PMKRI Ruteng atas konsistensi dalam regenerasi kepemimpinan. Ia menghimbau pentingnya untuk melanjutkan perjuangan nilai-nilai organisasi dan melakukan kerja-kerja organisatoris dalam rangka mempersiapkan kegiatan Kongres Nasional dan MPA tahun 2026 di Ruteng.
Marianus yang kerap disapa Mone, juga menekankan pentingnya fokus pada isu-isu strategis, seperti advokasi lingkungan, literasi, dan revisi UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba untuk memberi payung hukum pemberian Izin Usaha Tambang (IUP) terhadap sejumlah pihak termasuk Perguruan Tinggi.
"Persoalan-persoalan seperti ini sangat penting untuk disikapi serius oleh kader- kader PMKRI se-Indonesia karena merupakan domainnya kita. Dari perspektif etika dan fungsi, perguruan tinggi yang terlibat dalam usaha tambang dapat dianggap bertentangan dengan tujuan utamanya sebagai institusi pendidikan," ujar mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang ini.
Pelantikan ini diakhiri dengan sambutan dari Ketua Forkoma Manggarai dan Pastor Moderator PMKRI Ruteng, yang turut memberikan dukungan dan doa untuk keberhasilan kepengurusan baru. **