Notification

×

Linus Lusi Sebut Peran Strategis Mahasiswa dan Akademisi dalam Kemajuan Budaya di NTT

Selasa, 21 November 2023 | November 21, 2023 WIB Last Updated 2023-11-20T18:34:06Z
Foto: Ocep Purek
Kupang, Fakta LineKepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Linus Lusi S.Pd, M.Pd, mengajak mahasiswa dan akademisi untuk aktif memberikan sosialisasi dan edukasi kebudayaan kepada masyarakat, khususnya di lingkungan kampus. Pada acara "Sosialisasi Perlindungan Kebudayaan" dengan tema "Warisan Budaya Hibah Masa Lalu, Sejauh Mana Kita Tahu," Linus Lusi menekankan pentingnya menjaga warisan budaya sebagai bagian integral dari jati diri bangsa.


Acara yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Provinsi NTT ini berlangsung selama dua hari (16 - 18 November 2023) di aula Kristal Hotel, Kota Kupang. Menyediakan platform untuk pemahaman dari berbagai dimensi pemikiran, acara ini memberikan wawasan bahwa keberagaman suku, agama, ras, golongan, bahasa, dan etnis adalah kekayaan yang perlu dijaga sebagai identitas Indonesia.


"Riak-riak kebudayaan yang memperjelas identitas kebangsaan kita adalah tugas bersama, terutama bagi mahasiswa, akademisi, dan masyarakat luas. Cagar budaya adalah bagian dari proses panjang dalam kehidupan kita, dan kita perlu merindukan warisan tak benda zaman milenial yang akan dihargai satu abad kemudian," ungkap Linus Lusi.


Dalam konteks kekinian, Linus Lusi menegaskan perlunya periodesasi untuk meningkatkan kekayaan budaya dan mencegah kepunahan dalam beberapa tahun ke depan. Ia menyatakan bahwa para mahasiswa dan akademisi memiliki peran strategis sebagai agen perubahan positif dalam memajukan kebudayaan NTT.


"Mahasiswa dan para akademisi harus memiliki pengaruh positif terhadap kebudayaan, sebagai upaya memperkuat ketahanan bangsa dan negara. Penelitian, kajian, dan dukungan terhadap pembangunan berbasis budaya harus menjadi bagian dari kontribusi kita," tegas Linus Lusi.


Dengan edukasi ini, Linus Lusi berharap bahwa pengetahuan budaya dapat menjadi landasan kuat dalam menghadapi tantangan pembangunan, termasuk penggusuran dan pemusnahan cagar budaya. "Visi pembangunan berbasis budaya akan tercapai jika kita memiliki pijakan budaya yang terarah," tambah Linus Lusi.


Ia juga menggarisbawahi pentingnya memahami dan melestarikan nilai-nilai budaya dalam setiap aspek kehidupan.

Ocep Purek