Notification

×

Gencar Perangi Stunting, Melki Laka Lena Dorong Peran Suami dalam Keluarga

Minggu, 05 November 2023 | November 05, 2023 WIB Last Updated 2023-11-06T01:37:00Z
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena sedang memberikan materi tentang pencegahan stunting kepada masyarakat Kabupaten Sumbah Tengah. Foto: Melki Laka Lena 
Waibakul, Fakta Line - Pencegahan stunting tidak hanya menjadi urusan ibu, melainkan juga pasangannya. Peran yang bisa dilakukan oleh suami dalam mencegah stunting antara lain memberikan sumber pangan bergizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi ibu dan anak terpenuhi.


Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena saat kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting bersama mitra BKKBN NTT di Desa Anakalang, Kabupaten Sumba Tengah, Sabtu (4/11/2023).


“Jadi selama kita disini ada makanan yang bergizi tolong dimaksimalkan dengan baik untuk dibuat makanan bergizi bagi anak – anak kita yang hamil atau istri kita hamil. Pokoknya kalau dalam rumah itu selama ada ibu hamil dalam rumah utamakan yang kasih makanan makanan dulu itu anak – anak kita yang lagi hamil. Bagi suami – suami tolong kasih istri makanan duluan. Jangan biarkan ibu hamil dan balita kekurangan gizi karena akan menyebabkan bayi dalam kandungan juga kekurangan gizi sebab sumber makanan bergizi bayi hanya melalui ibunya,” pesan politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena. 


Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN NTT, dr. Elsa Pongtuluran, M. Kes mengatakan angka stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2023 menurun 2,5 persen dibandingkan data tahun lalu. Adapun, jumlah balita di NTT yang mengalami stunting saat ini sebanyak 63.804 orang atau mencapai 15,2 persen. Meski jumlah balita stunting menurun, menurutnya angka tersebut belum sesuai dengan target Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT yaitu 12-10 persen.


Ditambahkan dr. Elsa, sesuai arahan Presiden Joko Widodo  dalam tujuan pembangunan Nasional ada 7 agenda nasional perlu dipedomani, salah satunya pembangunan SDM dan kebudayaan. Menurutnya pembangunan SDM dan kebudayan harus dimulai dari dalam keluarga dan tantangan yang dihadapi masih tingginya angka stunting di NTT.


Sementara Desry J Tamael narasumber dari BKKBN Provinsi NTT mengatakan BKKBN sendiri fokus membantu keluarga melalui pendekatan retrospektif, seperti Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dan Pemantauan & intervensi tumbuh kembang anak usia <1000 HPK.


"Selain itu, kami juga melakukan pendekatan prospektif dengan menjalankan Program siap nikah dan siap hamil  cegah stunting (kehamilan berencana), Program Pengendalian jarak dan jumlah kelahiran, Penerapan Pola Baru ANC, Edukasi tentang Gizi bayi , kesehatan reproduksi dan KB kepada  Ibu Pasca Persalinan,” jelas Desry.


Umbu Sawola, Pemateri dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumba Tengah mengatakan kasus stunting di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2023 tinggal 7,3% atau sebanyak 549 anak.


Dikatakan Umbu Sawola untuk menciptakan generasi penerus yang sehat dan bebas dari stunting bisa menggunakan Tips ABCDE yang dapat digunakan untuk meminimalisir potensi stunting pada anak, diantaranya adalah ;
(A) Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD). Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali. Konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan). 


(B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali. Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG.


(C) Cukupi konsumsi protein hewani. Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan. 


(D) Datang ke Posyandu setiap bulan. Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan.


(E) Eksklusif ASI 6 bulan.  ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun. (*)