Notification

×

Cegah Wasting dan Stunting, Melki Laka Lena Tekankan Pentingnya Inisiasi Menyusui Dini

Sabtu, 12 Agustus 2023 | Agustus 12, 2023 WIB Last Updated 2023-08-12T13:52:53Z
Melki Laka Lena dalam kegiatan Promosi dan Kie Program Percepatan Penurunan Stunting di aula Kapela Stasi Yesus Maria Yosef, Kelurahan Liliba, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu, 12 Agustus 2023. Foto: Gega Making

Kupang, Fakta Line - Stunting, sebuah kondisi kekurangan gizi yang menyebabkan anak mengalami berbagai dampak negatif seperti pertumbuhan tubuh yang tidak normal, perkembangan otak yang terhambat, dan tubuh yang pendek, menjadi sorotan dalam kegiatan Promosi dan Kie Program Percepatan Penurunan Stunting. 


dr. Wati, perwakilan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTT, menggambarkan esensi pentingnya pencegahan stunting dalam acara yang diadakan bersama dengan mitra kerja Komisi IX DPR RI, di aula Kapela Stasi Yesus Maria Yosef, Kelurahan Liliba, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu, 12 Agustus 2023.


dr. Wati menjelaskan bahwa stunting bukan hanya tentang pertumbuhan fisik yang pendek, melainkan juga terkait dengan kurangnya asupan gizi kronis. Ia menegaskan bahwa faktor genetik dan lingkungan keluarga berperan dalam potensi tinggi anak, yang akan berkembang sesuai dengan genetik orang tua. Oleh karena itu, pencegahan stunting perlu dimulai sejak awal kehidupan anak, bahkan sejak masa calon pengantin.


"Penting bagi calon pengantin untuk memperhatikan gizi ibu, karena ibu yang akan melahirkan anak," ungkap dr. Wati kepada hadirin yang turut serta dalam kegiatan tersebut.


Salah satu upaya yang diambil adalah melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dijalankan oleh BKKBN. Tim ini terdiri dari Bidan, Kader TP PKK dan Kader KB yang memberikan pendampingan melalui penyuluhan, pelayanan rujukan, dan program bantuan sosial kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0-59 bulan, dan keluarga berisiko stunting.


"Kami memeriksa kondisi gizi calon pengantin istri dengan mengukur hemoglobin serta lengan atas. Sementara calon pengantin pria disarankan berhenti merokok," kata dr. Wati.


Dalam pengawalan perkembangan kesehatan calon pengantin, TPK juga memanfaatkan Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil). TPK dapat menggunakan aplikasi ini untuk memberikan pendampingan yang lebih tepat sasaran terhadap keluarga yang berisiko stunting. Pendampingan ini bahkan dimulai sejak masa calon pengantin.


Pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 0 hingga 6 bulan juga ditekankan oleh dr. Wati dalam rangka mencegah stunting dan mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045.


Sementara Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, menekankan pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sebagai langkah pencegahan stunting. IMD adalah praktik meletakkan bayi baru lahir di atas dada ibu dengan posisi yang dekat dengan puting susu. Praktik ini membantu bayi mencari sumber makanan pertamanya, yang kaya nutrisi dan penting untuk perkembangan anak.


Politisi Golkar yang kerap disapa Melki ini, memberikan pesan kepada masyarakat tentang pentingnya peran ibu hamil dalam memberikan asupan gizi yang memadai bagi tumbuh kembang anak.


"Usia kehamilan selama 9 bulan dan 10 hari adalah masa penting dimana anak mendapatkan nutrisi dari ibunya. Kami menghimbau agar perhatian lebih diberikan pada ibu hamil," ungkap Ketua Partai Golkar NTT.


Pesan lain yang disampaikan oleh Melki adalah melibatkan peran suami dalam mendukung pola makan yang baik di dalam rumah tangga. Ia juga mengimbau calon pengantin untuk mengonsumsi makanan lokal yang berkualitas dan menghindari 4 terlalu, yaitu jangan terlalu muda menikah dan melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu sering melahirkan, dan terlalu banyak anak. Pasalnya, menurut Melki, keempat hal ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Ia menjelaskan bahwa usia menikah dan hamil untuk perempuan itu 21 tahun paling tinggi 35 tahun dan jarak melahirkan harus dua tahun. 


Tidak hanya itu, dalam upaya pencegahan stunting, Politisi Golkar ini mengingatkan kepada anak-anak kos agar jangan hamil terlebih dahulu sebelum menyelesaikan kuliah. "Karena hamil duluan tanpa persiapan bisa mengakibatkan stunting pada anak, jadi jangan buat anak duluan, kuliah baik-baik dulu baru nikah," pesan Melki.


Turut memberikan materi, Francisca JH Ikasasi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kupang, menegaskan bahwa upaya mencegah stunting harus dilakukan secara bersama-sama melibatkan semua pihak.


Menurut drg. Francisca, stunting mengakibatkan anak memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Ini bukan hanya masalah fisik semata, tetapi juga menunjukkan adanya kondisi kekurangan gizi dalam jangka panjang. Berbeda dengan wasting yang terjadi dalam waktu singkat, stunting mencerminkan akumulasi kekurangan gizi dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun anak, yang sering disebut sebagai 1000 hari pertama kehidupan.


"Dua bentuk masalah gizi, yaitu wasting dan stunting, memiliki faktor risiko yang serupa dan dapat saling memperburuk kondisi satu sama lain. Anak yang mengalami wasting berisiko 3 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting, dan anak yang mengalami stunting berisiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami wasting dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi baik," jelasnya.


Selain risiko kesehatan yang tinggi, risiko kematian juga dapat meningkat jika seorang anak mengalami kedua masalah gizi ini secara bersamaan. Oleh karena itu, drg. Francisca mengajak semua pihak untuk bersatu dan saling berkolaborasi dalam upaya mencegah kedua masalah gizi ini.


"Kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak sangat penting dalam mencegah wasting dan stunting. Kita harus memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik," tegas drg. Francisca.


Upaya ini tidak hanya melibatkan pemerintah dan lembaga terkait, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Dengan kesadaran dan langkah konkret dari semua pihak, diharapkan angka stunting dapat ditekan dan generasi mendatang dapat tumbuh dengan kualitas kesehatan dan pertumbuhan yang optimal.

GM