Notification

×

Prodi Penjaskesrek Undana Gelar Seminar Nasional Olahraga Dukung Kurikulum Merdeka Belajar di Era 5.0

Sabtu, 29 Juli 2023 | Juli 29, 2023 WIB Last Updated 2023-07-28T18:11:11Z
Kegiatan seminar nasional Olahraga dengan mengusung tema "Peran Teknologi dan Informasi dalam Pembelajaran Penjas di Era 5.0 untuk Mendukung Kurikulum Merdeka Belajar". Acara ini berlangsung di aula kampus B walikota dan diselenggarakan pada Jumat (28/7/2023). Foto: Ocep Purek
Kupang, Fakta Line - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang berhasil menyelenggarakan Seminar Nasional Olahraga dengan mengusung tema "Peran Teknologi dan Informasi dalam Pembelajaran Penjas di Era 5.0 untuk Mendukung Kurikulum Merdeka Belajar". Acara ini berlangsung di aula kampus B walikota, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (28/7/2023).


Ketua Panitia, Michael Johannes Hadiwijaya Louk, S.Pd., M.Or, mengungkapkan apresiasinya kepada semua peserta seminar yang telah berpartisipasi, baik secara offline maupun online melalui Zoom Meeting. Seminar ini dapat terlaksana berkat kerjasama dari berbagai pihak, termasuk dukungan dari Rektor Universitas Nusa Cendana, dosen Penjaskesrek, alumni, serta pihak lain yang terlibat. Meskipun menyadari adanya kekurangan dalam penyelenggaraan, ia tetap berterima kasih atas dukungan dan partisipasi semua pihak.


Dalam sambutannya, Koordinator Program Studi, Ibu Veramyta M.M. Flora Babang, S.Pd.Jas., M.Or, menekankan pentingnya peran teknologi dan informasi dalam pembelajaran, khususnya dalam bidang pendidikan jasmani. Kurikulum Merdeka Belajar menjadi solusi bagi pendidikan Indonesia di masa depan, terutama dalam menjawab tantangan era 5.0.


"Seminar nasional hari ini lebih fokus membahas tentang peran teknologi dan kaitannya dengan kurikulum merdeka belajar dan harapannya kurikulum merdeka belajar menjadi salah satu solusi untuk pendidikan Indonesia kedepan khususnya dalam bidang pendidikan jasmani, kurikulum yang lebih fleksibel tentu akan memudahkan guru dalam memberikan pelajaran terutama di era 5.0," jelasnya.


Menurut dia, untuk menjawab tantangan era 5.0, guru dan calon tenaga pendidik dituntut untuk terus mengembangkan kemampuan dalam mengelola pembelajaran berbasis teknologi dan informasi guna menciptakan generasi yang memiliki keterampilan hidup di abad 21.


Dekan FKIP Undana, Dr. Malkisedek Taneo, M.Si, mengapresiasi kegiatan seminar nasional yang dilaksanakan oleh Prodi Penjaskesrek. Ia menyoroti peran teknologi dan ilmu pengetahuan dalam membantu memperlancar aktivitas pendidikan di berbagai tingkatan, mulai dari pendidikan tinggi hingga pendidikan dasar.


Dia menekankan pentingnya penggunaan teknologi yang proporsional dan tetap menjaga nilai-nilai karakter manusia. Kurikulum Merdeka Belajar telah menjadi tren di berbagai jenjang pendidikan, dan ke depannya diprediksi akan menjadi kebutuhan dan wajib diterapkan.


"Salah satu ciri dari kehadiran teknologi adalah bahwa ketika teknologi berkembang luar biasa tetapi teknologi itu harus digunakan secara proporsional sehingga teknologi itu tidak mengorbankan manusia jadi teknologi boleh berkembang tetapi manusia itu tetap pertahankan nilai karakternya karena teknologi dan ilmu pengetahuan itu adalah hasil karya manusia, hasil pola pikir, hasil belajar, hasil praktik manusia sehingga menghasilkan teknologi. Kebijakan kementerian kita tentang kurikulum merdeka belajar itu menjadi trending mulai dari TK atau paud ,SD, SMP,SMA/SMK, dan perguruan tinggi sudah menggunakan kurikulum merdeka belajar. Proses  menerapkan kurikulum merdeka belajar dan mengawal kurikulum diperlukan platform melalui guru penggerak ini dimanfaatkan dalam rangka menggerakkan kurikulum merdeka belajar. Kedepannya kurikulum merdeka belajar akan menjadi kebutuhan dan wajib menerapkannya," ungkapnya sebelum membuka kegiatan dengan resmi.


Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes, AIFO, salah satu narasumber, menyampaikan pentingnya implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dengan cepat menghadapi tantangan akseleratif dari dampak pandemi dan perkembangan zaman.


"Kita perlu flashback untuk evaluasi diri  apa kemampuan dan keterampilan yang berpengaruh terhadap perkembangan teknologi dan informasi, diikuti perubahan dari aktivitas SDM yang unggul kreatif, dan inovatif. Sehingga kemampuan kita selaku pendidik guru selaku, dosen dan juga di jabatan atau tugas-tugas yang lain kita memiliki kemampuan kita terkait dengan skill dalam proses kita bekerja maupun proses pembelajaran dan kemudian dilakukan evaluasi dan sintesis yang tidak lepas dari kreativitas dan inovasi dan  belajar tidak bisa dengan serta-merta dalam waktu yang pendek karena kurikulum itu merupakan alat atau model yang digunakan untuk menjembatani antara kebutuhan yang ada di lapangan dan proses pembelajaran. Di perguruan tinggi kurikulum sangat dekat  pada setiap Prodi untuk kebutuhan di lapangan sehingga perlu ada perubahan kurikulum secara periodik, di sisi lain kebutuhan masa yang akan datang disesuaikan dengan  pemilihan model pembelajaran yang tepat karena dituntut untuk melakukan creative thinking untuk melakukan pendekatan dengan model pembelajaran dengan cashmato, dengan case mito dengan metode kasus dan kemudian identifikasi untuk mencari solusi  sangat dibutuhkan sekali dalam profesi sebagai guru dan sebagai dosen," ujarnya.


Oleh karena itu, perubahan dan pengembangan kurikulum merdeka belajar,  kata dia, harus mengarah pada penyediaan layanan pendidikan yang baik untuk anak didik dengan pendekatan diferensiasi dan kompaktif. Selain itu, belajar harus lebih terfokus pada pengembangan 9 kecerdasan majemuk yang diharapkan.

Prof. Soni Nopembri, S.Pd, M.Pd, Ph.D, narasumber lainnya, membahas tentang pentingnya mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran Penjaskesrek dengan mengadopsi konsep video games yang menarik bagi siswa. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran harus diintegrasikan dengan konten-konten pembelajaran yang relevan dan mendukung pengembangan fisik dan literasi siswa.


Menurut dia, penggunaan aplikasi media sosial, Google Classroom, dan berbagai platform pembelajaran lainnya dapat membantu mengoptimalkan pembelajaran di era 5.0.


"Yang banyak digunakan untuk pembelajaran selama belajar  adalah aplikasi media sosial  terutama whatsApp group, instagram, dan email, facebook juga digunakan untuk pembelajaran kemudian untuk Learning Manajemen Sistem (LMS) yang digunakan adalah google classroom meskipun sekarang sudah semakin banyak ada rumah belajar, ruang guru, edmodo, sekolahmu, Microsoft word dan bahkan setiap sekolah sekarang sudah punya LMS masing-masing yang digunakan bisa untuk pembelajaran dan juga website sekolah sekarang di beberapa sekolah sudah punya LMS dan website sendiri sehingga guru bisa menggunakan sebagai pembelajaran termasuk Penjaskesrek. Dan  bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kurikulum merdeka belajar dan problem based learning. Kemudian project menggunakan teknologi yang di dalamnya integrasikan dan dikaitkan dengan perangkat keras maupun perangkat lunaknya dan juga aplikasi yang bisa digunakan ya termasuk video pembelajaran," ungkapnya.


Seminar nasional ini menjadi momentum bagi para pendidik dan calon tenaga pendidik untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan pendidikan jasmani dan rekreasi di Indonesia dapat terus berkembang dan menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Ocep Purek