Nikolaus Ngilan |
Perkembangan dunia yang semakin progeres menuntut semua orang untuk bisa mengikuti irama dunia yang semakin maju. Semua orang dituntut untuk bisa menggunakan alat elektronik. Semua dituntut oleh dunia digital. Dibalik semua itu manusia dituntut pula untuk mengunakan alat elektronik sebaik mungkin. Sebab dalam dunia online saat ini semua informasi yag baik dan buruk dapat kita akses dengan mudah. Tinggal bagaimana manusia dapat menggunakan media tersebut dengan bijak.
Dilihat dari berbagai informasi yang ada, hidup yang dijalani manusia sekarang semaki mengalami perubahan yang drastis. Salah satu contohnya adalah relasi antara manusia yang satu dengan yang lain, yang mana untuk menjalin hubungan tidak seprti dulu lagi. Zaman sekarang sesama manusia sudah kehilangan eksitensinya khususnnya dalam beretika. Dalam merajut kasih, manusia lebih mementingkan dengan dunianaya sendiri ketimbang memperdulikan orang lain.
Fenomena-fenomena yang terjadi ini membuat manusiasemakin prihatin dengan kehidupan sosialnya. Manusia seolah-olah diikungkung, dipermainkan oleh alat-alat elekktronik. Ruang pergerakan manusia semakin terbatas. Manusia tidak mampu lagi untuk menjalankan hidup ini seperti sedia kala. Banyak dari individu-individu merasa telah dipenjarakan oleh alat elektronik.
Hilangnya eksistensi manusia sebagai mahluk sosial berlahan-lahan mulai luntur, menghilang dan bahkan lenyap pada suatu saat nanti. Semunya ini oleh karena telah dipermainkan oleh alat-alat elektrnonik. Sehingga ada semboyan yaang mengatakan bahwa: “alat elektronik sekarang membuat orang yang dekat menjadi jauh dan yang jauh menjadi dekat”. Hidup ini seperti pohon, jika akarnya kuat maka pohonnya tidak akan tumbang. Demikian dengan hidup ini, jika kita memiliki akar yang kuat maka ketika badai datang pasti tidak akan digoyahkan, semua tergantung dari kepribadian kita, bagaiamana kita menanggapi alat elektronik dengan baik.
Adanya alat elektronik zaman sekarang ini membantu manusia untuk bisa mengakses semua informasi-informasi yang baru. Semua infomasi yang tidak diketahui dapat kita dapat dengaan mudah. Namun dibalik kemudahan ini, tenyata ada beberapa hal yang membuat manusia semakin kehilangan eksistensinya. Salah satu contohnya adalah tidak mempedulikan satu sama lain dan bahakan manusia melihat alat elektronik sebagai teman bicara mereka.
Istilah identitas berasal dari kata Identity yang berarti karakter, jati diri, atau sifat khas. Dengan demikian identitas merupakan sifat khas yang melekat pada diri suatu bangsa yang dapat menentukan setiap anggota masyarakatnya untuk hidup dengan bahagia. Secara terminologis, istilah identitas merupakan suatu ciri filosofis yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Oleh sebab itu setiap bangsa di dunia ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter dari bangsa tersebut. Kita sebagai warga Negara Indonesia haruslah bangga karena kita memiliki identitas yang jelas dan terstruktur sehinga dapat menentukan arah hidup yang jelas sehingga terciptalah kebaikan bersama/ bonum comunae. Dengan demikian identitas bangsa kita tidak dapat dilepaspisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau kepribadiaan suatu bangsa.
Pengertia kepribadian suatu bangsa sebagai identitas bangsa kita ini sebenarnya muncul dari para pakar pisikologi. Dengan mengartikan kepribadian adalah sebuah totalitas diri yang bersumber dari diri sendiri atau yang melekat dan tertanam kuat dalam diri sehingga mengejawantakannya dalam tindakn yang riil. Faktor biologis, sosiologis, dan pisikologis juga menumbuhkan sikap penyerahan yang total kepada kepribadian pacasila itu sendiri. Tingkah laku kita yang terdiri dari, kebiasan, sikap, sifat-sifat dan karater inilah yang membedakan kita dengan orang lain. Maka dengan demikian pengertian kepribadian sebagai identitas bangsa berarti sesuatu keseluruhan sebagai totalitas diri dari keperibadian individu-individu. Oleh sebab itu identitas bangsa kita mestinya harus dirawat dan dihidupi oleh seluruh masarakyat sehingga terciptalah masarakyat yang berjiwa nasionalisme.
Bagi kita masyarakat Indonesia yang berpegang teguh pada pancasila dan yang selalu menghidupi nilai-nilai esensial dari pancasila itu sendiri janganlah kita mendefenisikan pancasila dengan ciri khas fisik semata. Dengan adanya pluralitas yang ada dalam bangsa tercinta kita ini marilah kita melihat pancasila sebagai landasan yang utama dan yang mutlak untuk dihidupi oleh setiap warga Negara. Dengan lahirnya pancasila dan selaku kepribadian bangsa kita sebagai identitas nasional secara historis sudah berkembang dan menemukan jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Berdasarkan etimologis kata konservative yaitu; bersikap mempertahankan keadaan, mempertahankan kebiasaan, dan mempertahankan tradisi yang berlaku, maka di era modern sekaligus di era digital ini, perlunya sikap nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan tanah airnya sehinga setiap individupun perlu menghayati nilai-nilai luhur Pancasila seperti, Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradap, Persatuan Indonesia, Kerayakatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan, dalam permusyahwaratan dan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan menghayati nilai-nilai luhur pancasila ini maka individu-individu yang sudah terpengaruh dengan media elektronik dapat dengan mudah untuk menyaring segala informasi yang didapat untuk tidak menimbulkan kesenjangan bahakan pengaruh negatif dari media elektronik diera moderen ini. Dengan mempertahankan kebiasan yang baik seperti nilai-nilai yang luhur dalam Pancasila maka sikap konservative yang dihidupi oleh Rushell Amos Kirk dapat membantu bahakan mendorong kita untuk tetap dalam pendirian kita untuk menghidupi nilai-nilai luhur Pancasila.
Penulis: Nikolaus Ngilan