Notification

×

Angka Stunting di NTT Menurun Drastis, Melki Laka Lena Harap Masyarakat Jangan Terlena dan Malas Kerja Lawan Stunting

Rabu, 10 Mei 2023 | Mei 10, 2023 WIB Last Updated 2023-05-10T09:36:36Z
Melki Laka Lena saat kegiatan Kampanye Pecepatan Penurunan Stunting bersama mitra Perwakilan BKKBN NTT di Gereja GMIT Jemaat Samaria Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Selasa (9/5/2023). Foto: Tim Melki Laka Lena

Oelamasi, Fakta Line - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menurun drastis. Hal ini didasarkan pada penerapan cara penghitungannya sesuai data by name by adress maka angka stunting di NTT 17,5 persen. Namun demikian, legislator Golkar ini berharap semua pihak tidak menjadi malas bekerja untuk penurunan angka stunting.


"Jadi kalau dulu itu penghitungan angka stunting berdasarkan SSGI atau survei status gizi Indonesia yang dibuat oleh kemenkes. Sedangkan sekarang ini menggunakan EPPGBM atau elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat yang artinya melihat langsung kepada ibu hami dan anak-anak yang memang kena stunting," jelas Politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena ini saat kegiatan Kampanye Pecepatan Penurunan Stunting bersama mitra Perwakilan BKKBN NTT di Gereja GMIT Jemaat Samaria Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Selasa (9/5/2023).


Menurut Melki Laka Lena, dari dua pola perhitungan ini, jika dirubah cara pandang perhitungan maka pemetaan kondisi angka stunting di NTT pasti akan menurun dari tiga puluhan persen menjadi belasan persen.


"Kalau pakai survei SSGI masih tiga puluhan persen kalau pakai EPPGBM langsung melihat by name by adress itu siapa yang punya mamanya hamil, siapa yang punya anak bayi disitu langsung di cek status gizinya maka hanya menjadi belasan persen," ujar Melki Laka Lena.


Melki berharap dengan angka stunting di NTT yang menurun drastis ini tidak membuat masyarakat maupun semua stakeholder tidak menjadi malas bekerja untuk penurunan angka stunting.


"Jadi tolong dengan angka stunting yang turun ini jangan sampai juga membuat kita turun stamina kita, turun energi kita untuk untuk melawan stunting," ujar Melki.


Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga pola makan yang baik terkhusus bagi ibu-ibu yang sedang menyusui. 
"Jadi bapak-bapak dong, kalau ibu lagi hamil tolong kasih mereka makan duluan. Apa lagi telur, ikan, dan daging ayam dong tu, kasih ibu-ibu dong makan duluan biar sehat," anjur Melki Laka Lena.

Foto: Tim Melki Laka Lena
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru mengatakan pada bulan maret 2023 lalu, Kemenkes dan Tim bertemu dengan Gubernur NTT untuk melakukan diskusi terkait penanganan angka stunting di NTT. Melalui hasil diskusi ini akan dilakukan orientasi penguatan pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM).


"Ini dilakukan penimbangan dan pengukuran pada setiap bulan februari dan bulan Agustus dan sasaran balita itu ada 460.000 lebih dan yang kita gerakkan dari 460.000 sasaran balita yang datang ke posyandu untuk dilakukan penimbangan dan pengukuran itu 98,5% waktu bulan Agustus. Hasilnya kita bisa mendapatkan anak yang stunting dan gizi buruk yakni 77.338 anak yang stunting atau prevelensinya 17,7% di bulan Agustus tahun 2022," jelas Marianus. 


Menurut Marianus target Gubernur NTT di tahun 2023 ini, bisa turun menjadi 12% dan bahkan turun sampai 10% dan itu membutuhkan proses kerja dari semua pihak dari atas hingga bawah dan nanti akan dibentuk tim TPPS sampai di desa. 


"Hal ini menjadi catatan perhatian kita dan kita tidak mempersoalkan tentang data tapi bagaimana kita berupaya untuk tidak boleh ada anak stunting di NTT, dan ujung tombaknya adalah masyarakat bukan pemerintah tetapi pemerintah ada dibelakang masyarakat," jelasnya.


Bagi remaja yang ingin melahirkan dan memiliki anak yang sehat, Marianus menganjurkan agar untuk remaja putri menikah diusia 25 tahun dan remaja putra diusia 30 tahun serta mengkonsumsi makan makanan yang bergizi yang terdiri dari empat bagian yakni karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran. 


“Di NTT kehamilan usia remaja sangat tinggi mencapai 20,4%. "Dan supaya ke depannya anak tidak stunting maka tiga bulan sebelum rencana hamil harus konsumsi makanan bergizi agar bapak bisa menghasilkan sel sperma  yang berkualitas dan mama bisa menghasilkan sel telur yang berkualitas," tutupnya.


Sementara Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kupang, Selfie I. Dami mengatakan masyarakat harus bersyukur karena di Kabupaten Kupang angka stunting mulai menurun. 


“Capaian dari target RPJMD di tahun 2022 dengan target 17,3 % dan realisasinya 19,9%. Jadi ada penurunan angka stunting di Kabupaten Kupang yang di tahun 2021 sebanyak 6.674 anak sedangkan di tahun 2022 turun menjadi 6.118 anak penderita stunting di Kabupaten Kupan," kata dia.


Ia mengatakan target Pemeritah kabupaten Kupang terkait penurunan stunting di tahun 2023 adalah 13,3% atau jumlah anak stunting turun dari 6.118 menjadi 4.899 anak penderita stunting dan target di tahun 2024 adalah 9,3 %.


“Mudah-mudahan atas kerjasama dari kita semua, capaian dari kami bisa melebihi target sehingga stunting di Kabupaten Kupang bisa teratasi," harapnya. 
Tim