Foto: Biro APS NTT |
Jakarta, Fakta Line - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia (RI), Nadiem Anwar Makarim menerima kunjungan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) di Gedung Ki Hajar Dewantara Lantai 2 Kompleks Kemendikbudristek Senayan Jakarta pada Kamis, (16/3/2022).
Dalam pertemuan ini, keduanya berbincang mengenai desain pendidikan untuk mencetak lulusan yang memiliki keahlian dan mandiri dalam dunia kerja.
Nadiem Anwar Makarim mengatakan, untuk menyelaraskan pendidikan dengan dunia kerja terkhususnya pada tingkat SMK (Sekolah menengah Kejuruan) sangatlah penting untuk menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri. "Kita saat ini punya Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang mengembangkan kompetensi dan keahlian dengan peningkatan kualitas kinerja. Jadi melalui program ini kita diperkuat melalui kemitraan dengan bidang usaha, dan industri. Jadi tentunya ini sangat membantu kita untuk mencapai output baik untuk peningkatan kualitas lulusan untuk mendiri dengan keahlian dan untuk penyerapan tenaga kerja," jelas Menteri Nadiem.
"Saya sepakat dengan Bapak Gubernur NTT terkait dengan mendesain pendidikan kita untuk nantinya lulusan dapat memiliki kualitas sebagai SDM yang mampu siap kerja dan mandiri dalam dunia usaha atau menjadi entrepreneur. Saya yakin di NTT ada banyak SMK yang mampu menyiapkan itu dan menjalankan dengan baik Program SMK PK ini," kata Nadiem.
Kehadiran pemerintah bersama pihak bidang usaha atau industri harus bisa mendampingi dan juga siap berkolaborasi bersama dengan Sekolah. Kata Nadiem, melalui Program SMK PK ini juga membantu sekolah yang bersangkutan menjadi SMK rujukan sebagai penggerak dan pusat peningkatan kualitas SMK lainnya.
Ia juga mengungkapkan saat ini semua bidang pendidikan perlu mengedukasi bahasa inggris secara menyeluruh dan maksimal.
"Saat ini perkembangan zaman sangatlah cepat dan menuntut kita untuk mampu menjalin relasi secara global, jadi pengetahuan bahasa inggris sangatlah penting untuk siapa saja. Apalagi Provinsi NTT dengan perkembangan pariwisata yang sangat baik saat ini sehingga tentunya untuk mendukung pengembangan pariwisata maka pastinya anak-anak kita harus mampu berbahasa inggris dengan baik. Sederhana saja, kalau anak-anak memiliki kemampuan bahasa inggris dengan baik maka pasti sangatlah mudah untuk memperkenalkan destinasi wisata kepada siapa saja, serta juga memperkenalkan, dunia usaha yang dikerjakan melalui pemasaran UMKM yang dihasilkan. Itu tentunya membantu dia memiliki pekerjaan dan mandiri dalam dunia usaha atau industri," jelas Nadiem.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Lasikodat, mengatakan desain pendidikan di NTT harus menuju pada kemandirian para lulusan untuk nantinya dapat memiliki pekerjaan ataupun membuka usaha baru dan menyerap tenaga kerja.
"Saya ingin lulusan kita punya kemampuan dan skill untuk mengelola potensi daerah yang sangat melimpah di NTT. Jadi desain pendidikan di NTT harus fokus pada pengembangan local resourced based atau sumber daya alam lokal. Kembangkan potensi dari sektor pertanian, peternakan, kelautan perikanan dan lain-lain. Jadi setelah lulus sudah punya keahlian, untuk bisa bekerja. Kebanyakan saat ini masyarakat kita masih hanya ingin lulus sekolah dan ingin menjadi PNS atau honorer," jelas Gubernur VBL.
"Terima kasih kepada Bapak Menteri melalui Program Kurikulum Merdeka Belajar maka memberikan ruang kepada kita untuk dapat mengembangkan pendidikan kita melalui pelatihan dan pendampingan tambahan bagi sekolah atau bagi guru-guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita," ucap Gubernur NTT.
"Saya kira dengan meningkatkan kualitas dari mengajarkan serta melatih anak-anak kita untuk tertarik pada potensi daerah dari berbagai sektor maka tentunya akan mendatangkan kesejahteraan bagi setiap lulusan dan ini sangatlah berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ini juga sebagai amanat mencerdasakan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan," pungkas Gubernur VBL.
Biro APS NTT/Ocep Purek