Aksi Demonstrasi Warga Wae Sano Tolak Pembangunan Geothermal. Foto: PERMMABAR Kupang |
Kupang, Fakta Line - Polemik Pembangunan Geothermal (PLTP) di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga sekarang belum selesai. Proyek ini merupakan Proyek Pemerintah Pusat melalui Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui surat keputusan nomor 2268 tentang penetapan Pulau Flores sebagai pulau panas bumi. Khusus di Flores Geothermal ini tersebar di 16 titik dan salah satunya terletak di Desa Wae Sano, Kabupaten Manggarai Barat.
Sejak hadirnya proyek ini pada 2017, masyarakat Wae Sano yang teridiri dari tiga anak kampung yaitu, Kampung Nunang, Lempe, dan Dasak menolak program ini. Sebab, program ini dinilai mengganggu ruang hidup warga setempat. Berbagai upaya dari Pemertintah Kabupaten Manggarai Barat untuk meloloskan proyek ini, tetapi tetap saja masyarakat setempat dengan keras menolaknya.
Ditengah peristiwa getolnya penolakan masyarakat Wae Sano, publik NTT di kagetkan dengan keberadaan kelompok Aliansi Masyarakat (AMAS) NTT yang mendukung proyek Geotermal di Wae Sano. Menurut informasi yang termuat dalam satu media (Detak Sarai) pendasaran AMAS NTT mendukung Geothermal Wae Sano karena dapat meningkatkan ekonomi masyarakat NTT.
Persatuan Mahasiswa Manggarai Barat (PERMMABAR) Kupang, menyanyangkan AMAS NTT yang justru mendukung pembangunan ini. "Yang kami nilai tidak tahu menahu tentang kondisi sosial masyarakat Wae Sano. Hal ini saya sampaikan karena AMAS NTT ini aliansi yang baru muncul kemarin dan sebelumnya tidak pernah kami dengar sejak awal polemik geotermal Wae Sano ini," kata Ketua Umum PERMMABAR Kupang, Rivaldus Ronjo pada Senin, (13/3/2023).
Sejak 2017 tidak ada aliansi atau ormas yang mendukung pembangunan Geothermal Wae Sano selain sebagian masyarakat setempat. Namun, publik NTT dikagetkan oleh keberadaan aliansi yang mengatasnamakan masyarakat NTT yang justru mendukung pembangunan geotermal di Wae Sano di Kabupaten Manggarai Barat.
"Maka dari itu, satu hal yang kami perlu tanyakan kepada AMAS NTT, sejak kapan mereka turun ke Desa Wae Sano untuk melakukan advokasi? Lalu kajiannya mana? Jika memang AMAS NTT punya data yang lengkap, oleh karena itu secara organisatoris PERMMABAR Kupang meminta AMAS NTT untuk melakukan debat terbuka. Sebelumnya kami sempat menghubungi AMAS NTT untuk bertemu dan berdiskusi tetapi sejauh ini belum ditanggapi secara serius. Sebagai mahasiswa atau aktivis yang kaya akan intelektual dan menjunjung tinggi idealisme tentu PERMMABAR Kupang berharap AMAS NTT dapat memenuhi permintaan ini," tutur Rivaldus Ronjo.
Rival, begitu dia disapa, mengatakan, jika AMAS NTT tidak melayani permintaan debat terbuka ini, PERMMABAR Kupang menduga bahwa gerakan yang dibangun oleh AMAS NTT bukan murni mendukung program Pemerintah tetapi dibeking oleh orang atau kelompok-kelompok tertentu yang punya kepentingan secara langsung terhadap proyek Geothermal di Desa Wae Sano. PERMMABAR Kupang akan mencari tahu siapa aktor dibalik gerakan ini.
Disamping itu, kata dia, PERMMABAR Kupang juga menghimbau kepada masyarakat Wae Sano untuk tetap barada pada garis perjuangan (menolak Geotermal Wae Sano). "Jangan mudah terpengaruh dengan rayuan-rayuan yang dapat meloloskan proyek ini. Dalam menjalankan fungsi kontrol tentu kami PERMMABAR Kupang akan selalu menjadi garda terdepan dalam membela serta memperjuangkan hak-hak hidup masyarakat Wae Sano," pungkas Rival.
PERMMABAR/Ocep