Notification

×

Melki Laka Lena Ajak Mahasiswa Menjadi Pelaku Usaha UMKM di Bidang Obat dan Makanan

Jumat, 28 Oktober 2022 | Oktober 28, 2022 WIB Last Updated 2022-10-28T14:31:02Z

Foto: Fakta Line
Kupang, Fakta Line - Wakil Ketua komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyebut sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya di bawah usia 5 tahun. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Kamis (27/10/2022) di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang.


Seiring dengan peningkatan tersebut, Melkiades Laka Lena mengimabu para orang tua untuk tidak panik, tetap tenang, namun selalu waspada terutama ketika anaknya mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut, seperti ada diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali. 


Melki menjelaskan, dugaan ini bermula ketika ada kasus serupa di Gambia. Di negara itu, puluhan anak meninggal dunia karena gagal ginjal usai mengonsumsi obat parasetamol sirup buatan Maiden Pharmaceutical Ltd, India. Lanjutnya, Keempat obat batuk yang dimaksud, Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.


Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu, mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meneliti lebih lanjut dugaan-dugaan yang mengarah pada gangguan ginjal akut bersama sejumlah pihak, meliputi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ahli Epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).


"Bahwa pentingnya sosialisasi ini kepada Mahasiswa sebagai agen control agar dapat mensosialisasikan pada masyrakat, setidaknya satu orang yang mengikuti hari ini, ketika pulang dapat menyampaikan kepada masyrakat." Ungkap Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu.


Ia juga menyampaikan Dukungan Komisi IX DPR RI dalam Program Pengawasan obat dan makanan. "Saya mengajak mahasiswa yang hadir agar setelah Wisuda untuk mencari peluang kerja dengan menjadi pelaku usaha UMKM di bidang Obat dan Makanan. Provinsi NTT Sendiri memiliki aneka hasil alam sebagai bahan obat herbal  yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional. Potensi ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai peluang usaha dalam bentuk UMKM yang saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi," ujar Melki.


Kepala BPOM Tamran Ismail, S.Si., MP, sebelum membuka kegiatan, dalam sambutan, dirinya menjelaskan Profil Balai POM di Kupang dan penjelasan terkait tugas dan fungsinya. "Terdapat empat fungsi yaitu fungsi penindakan, fungsi pemeriksaan, fungsi pengujian dan terakhir fungsi penyuluhan. Sebagai fungsi penyuluhan, BPOM melakukan kegiatan edukasi, agar masyarakat mendapat informasi Obat dan Makanan yang merata, menjadi masyarakat yang cerdas dalam mengonsumsi Obat dan Makanan yang aman, bermutu dan berkhasiat." Jelas Tamran.


Narasumber perwakilan BPOM, Frama El Lefiyana Pollo, S.Si, M.Sc, Apt., mengatakan ketika mengonsumsi obat, terlebih dahulu cek kemasan pada setiap obat apakah masih dalam keadaan baik, tidak rusak, tidak penyok jika pada sirup, cek label bahwa pastikan terdapat informasi terkait dosis, komposisi kontraindikasi, yang dicantumkan pada kemasan, cek ijin edar bahwa terdapat ijin  edar dari pihak BPOM terdapat kode dan diikuti sembilan digit angka, cek kadaluwarsa bahwa pastikan obat tersebut belum kadaluwarsa.


Untuk diketahui aplikasi cek BPOM dan BPOM Mobile yang disediakan BPOM kepada masyarakat dapat mengecek izin edar produk Obat dan makanan yang merupakan jaminan akan keamanan dan mutu produk Obat dan Makanan. 


Masyarakat diimbau berpartisipasi aktif secara mandiri mengawasi obat dan makanan yang beredar dengan selalu Cek KLIK (Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar dan Cek Kedaluwarsa) sebelum membeli produk Obat dan Makanan.


Diharapkan, mahasiswa yang sudah diberdayakan hari ini, dapat menjadi corong/penyambung informasi kepada masyarakat.

(Rian)