Notification

×

Raih Angka Stunting Tertinggi di Indonesia, Melki Laka Lena Ajak Masyarakat NTT Lawan Stunting

Senin, 17 Oktober 2022 | Oktober 17, 2022 WIB Last Updated 2022-10-17T01:18:44Z

Foto: Fakta Line
Kupang, Fakta Line - Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut persentase angka Stunting tingkat Asia Indonesia menduduki peringkat ke dua setelah Myanmar. Padahal persentase kekuatan ekonomi dunia, Indonesia meraih peringkat keduapuluh. Kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu, dalam kegiatan kampanye Percepatan Penurunan Stunting di aula Koperasi Solidaritas, Kayu Putih, Kota Kupang. Minggu (16/10/2022).


Pada siang itu, Emanuel Melkiades Laka Lena yang biasa di sapa Melki Laka Lena, membeberkan enam Kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diantaranya yakni Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Alor, Sumba Barat Daya (SBD), Manggari Timur, dan Kabupaten Kupang. Angka stunting paling tinggi adalah Kabupaten TTS yang mencapai 50%. Kata Melki.


Ditengah memaparkan materi, Melki juga mengajak mahasiwa, ibu-ibu Kader dan juga anggota masyarakat lainnya yang berkesempatan menghadiri kegiatan itu agar bersama-sama melawan stunting dengan tidak terjebak pada alkohol, rokok, narkoba, dan seks bebas. Kata Melki, berpacaran itu yang sehat. Harus berkualitas dalam berpacaran, tegasnya kepada mahasiswa yang hadir dalam kegiatan tersebut.


Selain itu, Presiden Jokowi memberi pesan bahwa harus ada kerja sama lintas kementerian, semua kelompok di pusat, di Provinisi dan Kabupaten Kota. Hal ini terterah dalam Perpes Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Itu artinya Presiden Jokowi meminta kita semua agar melawan stunting, kata Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu.


Hal senada juga ditegaskan dr. Fransisca J.H Ikasasi, bahwa angka stunting di NTT menduduki peringkat pertama. Mungkin yang ada di kepala kita stunting adalah tubuh pendek. Stunting adalah kodisi yang disebabkan oleh suatu keadaan yang kekurangan gizi dan proses infeksi penyakit secara terus menerus, jelasnya.


Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang itu, menjelaskan persolan stunting bukan tentang panjang atau tinggi badan, tapi tentang kualitas otak. Untuk itu ia berharap agar memperhatikan masa 1.000 hari pertama kehidupan anak. Ia juga mengajak mahasiswa dan anggota masyarakat yang hadir untuk menjadi agen perubahan dalam percepatan penurunan stunting terutama menjadi Kader Inisiasi Masyarakat Perkotaan (IMP).


"Kota Kupang punya lima ribu sekian baduta yang terkonfirmasi stunting. Nah tugas kita bersama mengentas ini stunting. Karena stunting tidak bisa sembuh. Nah kita hanya menunggu proses ini sampe lewat dari baduta kemudian kita lihat lagi sampe dia lulus posyandu. Label itu tetap akan ada, paling hanya bisa dijaga baduta ini jangan drop supaya jangan kurang gizi," jelas dr. Sisca saat memaparkan materinya.


Ia juga mengatkan bahwa, bagi ibu hamil, selama sembilan bulan mengandung minimal delapan kali melakukan pemeriksaan di Puskesmas, anjurnya menambahkan.


Hadir juga memberikan Materi, Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN Prov NTT, Mikhael Yance Galmin mengatakan, BKKBN memiliki program GENRE (Generasi Berencana) yang memiliki tagline untuk menghindarkan remaja dari tiga resiko yaitu pertama mengajak semua remaja Indonesia untuk jangan dulu nikah dini, yang kedua mengajak semua remaja untuk tidak tejebak dalam seks pranikah. Yang ketiga mengajak semua remaja untuk tidak terlibat dalam NAPZA. 


Kata Yance, dari aspek program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), mahasiswa dan orang muda ada dalam dua posisi yaitu sebagai agen perubahan dan kelompok sasaran. 


“Yang pertama sebagai agen perubahan yang bisa membantu kami, bisa menjadi mediator kami untuk mengkampanyekan dan melayani masyarakat tetapi juga sebagai sasaran. Karena program bangga kencana pendekatan siklus hidup mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, anak balita, remaja sampai dengn lansia,” jelasnya.

(GM)