“Tolong bikin hastag di medsos Poltekes Kupang lawan stunting. Sebarkan informasi–informasi penting tentang stunting di medsos. Lawan stunting untuk Poltekes Kupang adalah dengan cara tidak terjebak pada alkohol, rokok, narkoba dan seks bebas. Sehingga pacaran–pacaran yang dibangun itu hubungan pacaran yang sehat dan berkualitas. Sehingga kami berharap kaum muda betul–betul berdiri terdepan melawan stunting,” harap Melki.
Selain itu ia menjelaskan, dalam Perpes Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Presiden Jokowi memberi pesan bahwa harus ada kerjasama lintas kementerian lembaga, dan semua kelompok di pusat dan di kabupaten Kota, dan juga di provinsi sampai tingkat desa kelurahan.
“Artinya Pa Jokowi meminta kita semua bekerjasama untuk menanggulangi angka stunting. Kenapa? Karena di tingkat nasional kita terendah dan paling terburuk di Asia Tenggara. Padahal kita punya ekonominya bertumbuh sangat baik di Asia Tenggara ini. Kita masuk dalam 20 ekonomi terkuat di dunia, tapi angka stunting kita nomor dua tertinggi di Asean, dibawah Myanmar. Jadikan ini tidak nyambung, kita ekonominya bagus tapi stunting kita tinggi di Asean,” sebut Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu.
Sementara Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN Prov NTT, Mikhael Yance Galmin mengatakan dari aspek program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), mahasiswa dan orang muda ada dalam dua posisi yaitu sebagai agen perubahan dan kelompok sasaran.
“Yang pertama sebagai agen perubahan yang bisa membantu kami, bisa menjadi mediator kami untuk mengkampanyekan dan melayani masyarakat tetapi juga sebagai sasaran. Karena program bangga kencana pendekatan siklus hidup mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, anak balita, remaja sampai dengn lansia,” jelasnya.
Yance menambahkan, BKKBN memiliki program GENRE (Generasi Berencana) yang memiliki tagline untuk menghindarkan remaja dari tiga resiko yaitu pertama mengajak semua remaja Indonesia untuk jangan dulu nikah dini, yang kedua mengajak semua remaja untuk tidak tejebak dalam seks pranikah. Yang ketiga mengajak semua remaja untuk tidak terlibat dalam NAPZA.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, Drg. Fransisca J.H Ikasasi, menjelaskan persolan stunting bukan tentang panjang atau tinggi badan, tapi tentang kualitas otak. Untuk itu ia berharap agar memperhatikan masa 1.000 hari pertama kehidupan anak. Ia juga mengajak mahasiswa Poltekes Kupang untuk menjadi agen perubahan dalam percepatan penurunan stunting terutama menjadi Kader Inisiasi Masyarakat Perkotaan (IMP).
“Kota Kupang punya lima ribu sekian baduta yang terkonfirmasi stunting. Nah tugas kita bersama mengentas ini stunting. Karena stunting tidak bisa sembuh. Nah kita hanya menunggu proses ini sampe lewat dari baduta kemudian kita lihat lagi sampe dia lulus posyandu. Label itu tetap akan ada, paling hanya bisa dijaga baduta ini jangan drop supaya jangan kurang gizi,” jelas dr. Sisca.
Usai kegiatan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting, Melki Laka Lena membuka Turnamen Volly Antar Perguruan Tinggi, SMA/SMK Sekota dan Kabupaten Kupang di Kampus Farmasi Poltekes Kemenkes Kupang.
(IM)