Notification

×

Bentuk Komunitas Petani Milenial, Markus Petani Asal Lembata Ajak Generasi Muda Belajar Bertani

Kamis, 27 Oktober 2022 | Oktober 27, 2022 WIB Last Updated 2022-10-27T04:40:24Z

Foto: Markus (Dok pribadi)
Lembata, Fakta Line - Petani Milenial, Markus Mado Watun, anak muda asal Desa Kalikasa, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, NTT, mengajak generasi muda untuk menjadi petani milenial. Hal ini disampaikannya melalui press release yang diterima media ini pada Rabu, (26/10/2022).


Melihat kondisi yang ada, pengusaha muda Markus Mado Watun sarjana muda pertanian itu, mengajak masyarakat Lembata khususnya generasi muda untuk berwirausaha di sektor pertanian.


"Niat atau mimpi saya sebagai petani milenial itu untuk membuktikan kepada masyarakat kalau anak muda itu bisa dan juga kreatif. Tidak hanya itu saya sendiri juga mau membuktikan bahwa bertani itu menjanjikan Karna sampe sejauh ini banyak orng yang belum berpikir sampe sejauh itu," ungkapnya.


Melihat banyak sarjana muda yang setelah lulus lebih mencari pekerjaan kantoran ketimbang menciptakan lapangan pekerjaan, Markus mengajak generasi muda untuk belajar bertani. "Kita generasi muda harus menjadi petani yang kreatif, petani yang milineal, dan petani yang produktif," sebut pria 22 tahun itu.


"Harapan saya khususnya kepada anak anak muda Kabupaten Lembata bisa bergabung dan belajar bersama dan juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, karena kami juga sudah membentuk komunitas petani milenial Kalikasa yang mana komunitas ini merangkul semuah anak muda yang punya hobi yang samah yakni dalam bidang pertanian," jelas markus.


Lanjutnya, dengan komunitas ini kita dapat mengembangkan bakat kita di bidang pertanian. Dengan ini juga dapat menambah pengalaman kita sebagai anak muda, kata Markus.


"Saya seorang sarjana pertanian, Saya alumni Universitas Nusa Nipa Maumere Fakultas pertanian program studi Agroteknologi, Saya setelah tamat saya langsung  menerapkan apa yang saya belajar dan yang saya dapat selama di bangku kuliah," jelasnya.


Markus mengatakan, untuk saat ini yang sudah di panen adalah tanaman lombok, kol bungkus, sawi, tomat dan mentimun. Untuk sawi sendiri sudah di panen bulan september lalu.


"Alasan saya memilih jadi petani karena saya melihat petani-petani di sini (Kalikasa, red) hampir semuah petani ladang. Tidak ada petani horti sedangkan permintaan sayuran, cabai, tomat, dan tanaman horti lainnya sangat tinggi dan itu menjadi satu peluang buat saya," jelasnya menambahkan.

(Ocep Purek)